Senin, 01 April 2013

Gigi bungsu "bobok" dalam gusi dah pergi

Sudah hampir setahun aku sering mengeluh sakit kepala, gigi yang dicrowning juga sering cenat cenut dan sakit punggung. Periksa sana sini dan diobati, hasilnya tetap, saya tidak mengalami sakit apa apa. Tapi kenapa ya selalu muncul tiba tiba, dan lagi dan lagi.

Nah pertengahan bulan Februari 2013 saya niatkan periksain ke sahabat yang kebetulan dokter gigi. Sang sahabat tak bisa menganalisa banyak, dan hanya bisa memberikan secarik kertas untuk menjalani foto panoramic gigi. Setelah menunggu 1 jam, hasilnya kelar juga dan langsung meluncur kembali ke tempat praktekannya.

Melihat hasil foto, ternyata penyebabnya semua masalah ini adalah gigi bungsu saya kanan dan kiri semua tiduran didalam gusi. Aduhhh kok tiduran dalam gusi sih....aya aya wae nih gigi, yang kiri sudah nubruk geraham belakang saya. Nah yang nubruk itu si biang migren dan sakit punggung.

Setelah diskusi panjang lebar, diputuskan untuk merujuk ke Spesialis Bedah Mulut, karena sahabat saya spesialis Prostodonsia (gigi tiruan), so jadi bukan bidangnya.

Mikir....nya 1 bulan lebih, sekitar 35hari kurang, akhirnya saya beranikan diri ke salah satu dokter spesialis bedah mulut yang cukup terkenal di surabaya.

Setelah konsultasi, harus dilakukan operasi untuk keduanya langsung akhir bulan Maret 2013, itu tepatnya seminggu lagi kata dokter. Mau operasi satu satu atau dua sekaligus, sama saja, mending dua sekalian, cukup merasakan satu kali saja operasi, kata dokternya.

"Wiiiihhh...si dokter bisa aja :-( "

Seminggu sudah berlalu, tepat 30 Maret 2013, jadwal operasiku jam 8 pagi.

Dokter mempersilahkan saya duduk dengan santai.

"Mas jangan stres, santai saja rileks, ini operasi gak sakit kok, hanya operasi kecil" kata dokter

"Siap dok" ujar saya

Sanyup sanyup terdengar alunan musik era tahun 80-90 dari sebuah stasiun radio yang memang memutar musik ini secara kontinyu.

"Musik itu membuat kita rileks, masnya dan saya kan tidak dikejar waktu, jadi kita santai saja ya operasinya" kata dokternya.

Setelah disuntik bius lokal dikanan dan kiri, kurang lebih 15 menitan, barulah dokter memulai melakukan operasi.
Gigi kananku dulu dioperasi.
"saya mulai ya mas, ndak terasa kan" kata dokter

"Ndak dok" ujar saya

Taklama kemudian terdengar alat dokter yang bentuknya kayak spatula itu menyentuh gigiku didalam itu, dan terasa gigiku dibor untuk dihancurkan, agar memudahkan pengambilan dan minim kesakitan, ketimbang kudu dimartil kayak jaman dulu.

Proses ini sama sekali gak sakit, karena saya dibius lokal seputar mulut. Beberapa kali dokter mengganti mata bornya dengan yang besar dan kecil.

"Mas jangan tidur ya, harus tetap berkomunikasi dengan saya" kata dokternya

"Ok dok" ujar saya

Mata tetap kubuka walau disekujur muka ditutupi kain hijau operasi, ngintip dikit gak pa pa kan.

1 jam berlalu, Alhamdulillah sebelah kanan selesai.

"Kita musti tenang ya Mas, dokter kudu rileks dan pasien gak boleh tegang dan stres, tinggal sebelah kiri ya" kata dokter

2 menit kemudian dokter melanjutkan operasi sebelah kiri, setelah melihat gigi saya di hasil rontgen.

"Sakit mas ?" Kata dokter

"Nggak dok" ujar saya

Kembali setelah alat seperti spatula itu menyentuh gigi dan mencukit cukit, dilanjutkan pengeboran, silih berganti.

"Mas jangan stress ya, agak sulit ini, karena giginya melintir kedalam dan mendekati pipi, kasus seperti ini jarang terjadi, jadi kudu tenang dokter dan pasiennya," kata dokter

"OK dok" ujar saya ....*glek*...gile nih, semoga cepat kelar, dan sepanjang operasi saya selalu berdoa, semoga operasi berjalan sukses.

Satu demi satu pecahan diangkat, dan pecahan terakhir beserta akarnya diangkat. Dan terdengar suara dokter mengucap Alhamdulillah, "Mas operasi dah selesai, sekarang tinggal saya jahit.

Operasi selesai. Gigi bungsu Kanan kiri selesai diangkat. Dan kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.45 siang. Artinya dah 3 jam 45 menit saya terbujur di kursi operasi. Selesai operasi saya disuruh gigi kasa dengan tekanan biasa saja dan konsisten, itu agar rongga bekas gigi terisi darah dan tercipta lapisan penutup, dan satu jam mengigit kapas kasa itu adalah waktu penentuan bagus tidaknya hasil operasi.

Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...Alhamdulillah ya Allah.

Selama operasi aku tak merasakan sakit sama sekali, cuman sakitnya waktu mulut saya dimangapin...itu membuat sedikit luka di kanan kiri bibir, kata dokternya bibir saya kecil dan imut :-D

Rasa sakit timbul setelah 6 jam pasca operasi, cenut cenut sampai ke kuping rasanya. Setelah minum Spedifen 400, hilang sudah rasa sakit itu.

Pasca operasi hari pertama saya hanya makan bubur, hari kedua masih makan bubur, nah pas blog ini saya tulis, aku dah bisa makan burger, mie goreng, dll....tapi jangan yang keras keras, karena belum sepenuhnya pulih.

Hal hal yang dihindari pasca operasi antara lain, berkumur dengan mengocok kuat kuat dimulut, menyedot sedotan dengan tenaga yang kuat, mangap yang lebar lebar. Dan yang perlu dilakukan usahakan makan minum yang dingin, dan kompres pipi biar gak tembem karena bengkak.

Oya kelar operasi, hal positif yang kurasakan, sakit punggungku berkurang, dan sakit migrain gak ada lagi

Thanks to my dokter gigi SpBM yang dah mengoperasi saya, dan sahabat saya buat saran sarannya. Akhirnya gigi yang "bobok" di gusiku dah bangun dari boboknya dan keluar dari gusiku.