Jumat, 03 Februari 2012

Pijat sendiri - self massage buat pegowes touring.

Sekedar sharing aja utk para goweser bila mengalami kecape-an dijalan pada saat touring ( gowes jarak jauh )atau setelah touring, berikut tipnya memijat kaki yang capek saat dan setelah touring...

Cari posisi duduk yg nyaman ( posisi paha lurus atau sejajar dng tanah ), atau di tepi tempat tidur atau kursi. Dengan tangan Anda pada sisi paha Anda, membuat gerakan naik-turun  begitu juga pada bagian betis anda, gerakan tsb berfungsi  utk  merelaksasi otot paha & betis  anda. Lakukan bergantian pada kaki anda setelah satu menit.
Oleskan beberapa tetes minyak pijat atau minyak zaitun pada paha bagian atas Anda. Gunakan jari anda secara perlahan-lahan & ratakan minyak pada  paha depan dan paha belakang, bergerak ke atas dari lutut Anda. Setelah satu atau dua menit, membalik arah sambil menerapkan tekanan yang lebih.
Ulangi proses pijatan pada paha Anda yang lain dan kaki Anda.
Perhatian :

Pijatan yang keras dapat mengiritasi ujung saraf, menyebabkan nyeri, jadi hindari hal itu malam  sebelum kejadian. Karena tubuh anda mengalirhkan darah dari otot ke perut selama pencernaan, direkomendasikan memijat  sebelum makan.

Usahakan minum yang banyak karena dapat membantu mengeluarkan racun yang mengendap didalam otot yang mengalami kelelahan dan mencegah dehidrasi tubuh.

Semoga bermanfaat...

Sumber http://b2w-indonesia.or.id/bacanote/pijat_sendiri_self_massage_utk_para_goweser_yg_suka_touring

Kram otot

Menurut para ahli, setidaknya ada tiga alasan mengapa seseorang mengalami kram otot.

1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Untuk menggerakkan otot, tubuh memerlukan elektrolit, terutama kalium dan natrium. Saat berolahraga, tubuh akan kehilangan cairan sekaligus elektrolit, sehingga timbullah kejang atau kram otot.

Masalahnya, banyak pelaku olahraga yang menganggap minum air dapat menambah bobot tubuhnya, sehingga mereka justru meminum obat dan minuman diuretik – yang dapat memicu keinginan berkemih – seperti kopi dan teh. Padahal, kebiasaan itu dapat membuat tubuh kekurangan cairan  serius, dan meningkatkan risiko kram otot.

Lebih berbahaya lagi, otot-otot jantung juga bisa mengalami kram bila kadar elektrolit dalam tubuh tidak seimbang. Akibatnya, jantung bisa berhenti berdetak, dan berujung fatal.

Selain olahraga, cuaca panas juga membuat seseorang lebih cepat berkeringat, sehingga cairan dan elektrolit yang terbuang semakin banyak. Itu sebabnya, orang yang tinggal di lingkungan panas lebih rentan mengalami kram otot dibandingkan yang tinggal di lingkungan dingin, meskipun aktivitas fisik mereka sama.

2. Kurang pemanasan
Mereka yang tinggal di daerah dingin bisa juga mengalami kram otot apabila tidak cukup melakukan
pemanasan sebelum berolahraga, karena otot cenderung kaku saat udara dingin. Itulah sebabnya, jangan terburu-buru masuk ke latihan utama. Ambil waktu lebih lama untuk mengendurkan otot, sehingga tidak mengalami kekejangan atau kram otot.

3. Keletihan otot
Jika Anda terlalu banyak memberikan tekanan fisik di otot, misalnya pada saat berolahraga dengan intensitas tinggi, otot juga akan menjadi letih, sehingga timbullah kram otot. Berbaring atau duduk di posisi yang tidak biasa untuk jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan otot letih.

Anda sudah memahami mengapa kram otot bisa terjadi, yaitu adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pemanasan sebelum beraktifitas, dan keletihan otot atau fatique.

Jika Anda terserang kram otot, setidaknya ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.

• Jika kekejangan otot terjadi saat Anda berolahraga, segera hentikan latihan Anda. Regangkan bagian tubuh atau otot yang kram. Tunggu sampai otot mengendur, barulah melanjutkan latihan fisik. Anda dapat meminta bantuan rekan Anda (jika ada) untuk meregangkan bagian tubuh tersebut.
• Jika Anda mengalami ETAP (Exercise-related Transient Abdominal Pain) – rasa sakit seperti tertusuk-tusuk, umumnya terasa di bawah tulang iga sebelah kanan pada saat Anda berlari – maka perlambatlah ayunan langkah Anda secara bertahap, jangan langsung berhenti. Bila Anda langsung berhenti, aliran darah di area sakit akan tertarik, sehingga menyebabkan Anda malah limbung dan bahkan pingsan. Setelah perlahan-lahan berhenti, regangkan bagian tubuh yang kram, dengan mengangkat kedua lengan, dan tarik ke arah belakang. Anda juga bisa mencoba memberi sedikit tekanan di daerah yang kram.

Yang perlu digarisbawahi adalah, kebugaran dan kesehatan memang memiliki ikatan yang cukup kuat. Namun, Anda tidak boleh terlalu memaksakan diri, hingga membuat otot letih, karena hal itu justru bisa mencelakakan diri sendiri.

Berikan jeda istirahat pada setiap latihan agar keletihan otot tidak terulang dan otot memiliki cukup waktu untuk memperbaiki dan memulihkan diri. Selain itu, cukupi kebutuhan nutrisi, kebutuhan buah dan sayuran, kebutuhan cairan, serta kebutuhan beristirahat pada malam hari (tidur yang cukup).

Setidaknya ada 7 jurus mencegah terjadinya kram otot atau langkah-langkah untuk menghindari kram otot  yang dapat Anda lakukan berikut ini :

1. Jangan makan terlalu berat sebelum berolahraga, karena makanan tinggi kalori akan membuat tubuh mengalirkan darah ke sistem pencernaan terlebih dahulu untuk membantu proses pencernaan makanan. Sementara itu, saat mulai berolahraga, darah akan ditarik dari perut dan dialirkan menuju otot, sehingga proses pencernaan akan terganggu dan menimbulkan perasaan mual, sakit perut, bahkan muntah.
2. Sebelum memulai peregangan, berjalan atau bersepedalah secara ringan/santai selama 5-10 menit.
3. Seimbangkan durasi peregangan dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas latihan, semakin lama durasi peregangan yang Anda butuhkan. Untuk kaum muda, bisa dipilih latihan peregangan yang lebih intens. Sementara untuk kaum senior atau yang merasa tidak muda lagi, pilihlah latihan peregangan yang lebih ringan, namun perbanyaklah repetisi atau durasi latihannya.
4. Selama peregangan, pertahankan posisi sesuai dengan kelenturan tubuh Anda. Jika otot Anda cenderung kaku, pertahankan posisi selama 15-30 detik. Hal ini akan memperbaiki sirkulasi dan kelenturan tubuh, sekaligus mencegah cedera otot.
5. Selama latihan, jangan menyentak-nyentakkan otot, selain bisa menimbulkan kram, menyentakkan otot juga dapat membuat otot tertarik dan robek.
6. Saat latihan beban, jangan terlalu banyak menggunakan penahan, karena dapat meningkatkan risiko kram dan cedera otot.
7. Selesai berolahraga, selalu akhiri dengan pendinginan, agar tubuh kembali rileks, dan darah tidak tertarik secara tiba-tiba. Cobalah bersepeda santai, berjalan atau meregangkan tubuh selama sekitar 10 menit.

Demikian 7 jurus mencegah kram otot yang dapat saya bagikan, jika Anda memiliki pengalaman lain, bolehlah Anda sampaikan dalam kolom komentar.

sumber : http://dokternasir.web.id